Afif: Sopir Angkot yang Sering Kelimpahan Berkah dan Rezeki

Admin | Minggu, 03 Agustus 2014 00:00 WIB | 8.932 kali
Afif: Sopir Angkot yang Sering Kelimpahan Berkah dan Rezeki Dua rakaat yang memiliki keutamaan, sampai-sampai Rasulullah Saw. tidak pernah meninggalkannya. Amalan lersebut adalah dua rakaat shalat sunnah sebelum subuh atau disebut juga shalat sunnah Fajar. Berkat rajin shalat Sunnah tersebut, seorang sopir angkot selalu kebanjiran rezeki. Keutamaan shalat ini memang tidak mengindikasikan atau memiliki keutamaan dalam memperlancar rezeki. Mungkin yang kita ketahui, amalan atau shalat sunnah yang mempermudah rezeki adalah shalat Dhuha, sehingga wajar jika terdapat sebagian orang beranggapan bahwa shalat Dhuha itu adalah shalat ekonomi.

Adalah Afif seorang sopir angkot yang sering beroperasi di sekitar terminal Bangkal, Sumenep, la sudah lama menjalani profesi tersebut. Bahkan, sebelum menikah pun, ia sudah pernah menjadi kenek dari sopir seniornya. Setelah menikah, ia tidak lagi jadi kenek, ia ditawari oleh salah satu bos untuk mengemudikan salah satu unit angkot yang ditinggal pergi oleh sopir sebelumnya.

Baru seminggu menjadi sopir belum memberikan pemasukan yang berarti untuk menutupi kebutuhan keluarganya.

Maklum, menjadi sopir angkot selain mendapatkan bagian yang sedikit, penumpang juga saat ini mulai berkurang karena sebagian besar orang-orang di sekitar Afif tinggal sudah memiliki sepeda motor. Tapi apa boleh buat. Hidup terus berjalan, dan kebutuhan harus tetap terpenuhi. la tetap beroperasi walaupun menyadari tidak banyak penumpang yang ikut.

Satu hal paling menarik dari kehidupan Afif, yakni tentang prinsip yang dipegangnya bahwa semakin pagi semakin banyak berkahnya. Dengan prinsip semacam itu, ia pun harus bangun pagi-pagi sekali agar tidak kesiangan dan biasanya kalau pagi-pagi sekali banyak para pedagang yang hendak pergi ke pasar. Momen-momen seperti itulah yang sering dimanfaatkan oleh Afif dalam sehari-harinya. Maklum, di desanya setiap hari pasar selalu buka, hanya tempatnya yang berpindah-pindah.

Afif termasuk orang yang taat dalam beribadah. Meskipun harus berangkat pagi-pagi, jam empat ia sudah bangun. Sebelum shalat subuh tiba, ia sangat rutin melaksanakan shalat Fajar sebanyak dua rakaat. Kebiasaan itu bermula ketika ia sudah menikah. Setiap hari, ia tidak lupa melakukan shalat sunnah dua rakaat sebelum menjelang Subuh. Tidak hanya itu, meskipun image di masyarakat sopir itu jarang shalat, tapi Afif menepisnya. Justru ia selalu mendahulukan shalat sebelum melanjutkan operasinya. Intinya, Afif selalu menjaga shalatnya, baikyang wajib dan yang sunnah.

Pernah suatu ketika, kebetulan pada hari Sabtu, jalanan macet karena ada pasar tumpah. Kemacetan membuat waktunya terbuang sia-sia. Jarak tempuh yang biasanya antara satu sampai satu 1/2 jam, molor jadi dua jam. Selepas dari kemacetan, ternyata waktu menunjukkan jam 2 lebih dan Waktu shalat Zhuhur mepet sekali. Secara terang-terangan, Afif langsung pamit sama penumpang untuk shalat Zhuhur dan langsung ke masjid tempat biasa ia shalat.

Namun, yang paling istiqamah yang dilakukan oleh Alif adalah shalat sunnah Fajar. Sejak rajin melakukan shalat unnah tersebut, ia selalu lancar setiap kali beroperasi. Hal tersebut dirasakan sangat jauh berbeda dibandingkan pada saat ia menjadi seorang kenek, di mana pendapatan dari sopirnya jauh lebih sedikit dibandingkan pendapatan dirinya yang sudah menjadi sopir sendiri. Tidak hanya itu, sering kali ia diminta untuk mengangkut rombongan-rombongan mulai dari jarak yang paling dekat hingga ke luar kecamatan, bahkan kabupaten.

Keberkahan hidup Afif semakin tampak kian hari. Hal itu ia rasakan semenjak rajin shalat Fajar. Baginya kini, kenikmatan hidup itu dan lancarnya rezeki itu harus ditunjang atau ditopang dengan amalan-amalan kebaikan dan shalat sunnah Rawatib, seperti halnya shalat sunnah Fajar. Afif sangat meyakini bahwa Allah itu sangat adil dan mengetahui siapa saja yang pantas diberi kemudahan dan yang pantas diberi ujian atau cobaan. Afif semakin rajin bekerja dan beribadah. Keluarganya, termasuk istri dan mertuanya ikut merasakan bahagia atas hikmah dan keberkahan itu semua, semoga kita bisa belajar dari kisah ini.

Sumber: Kisah-Kisah Ajaib Pengubah Hidup!, Karya: Ustadz Amrin Ali Hasan


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB