Iblis dan La Haula

Admin | Jum'at, 22 Agustus 2014 00:00 WIB | 10.767 kali
Iblis dan La Haula
Dikisahkan bahwa suatu ketika Khalifah Al-Makmun mengutus pengawalnya untuk menangkap dan menyita lima ratus dirham dari seorang Nasrani, Setibanya di kediaman Nasrani, pengawal pun membawanya menghadap khalifah.

Dalam perjalanan menuju istana, mereka berpapasan dengan seseorang yang memikul rumput untuk ternaknya. Namun, rumput itu terlalu banyak dan memberatkannya sehingga ia pun berjalan dengan sempoyongan. Ke kiri dan ke kanan. Melihat pemandangan itu, si Nasrani spontan mengucapkan La haula wala quwwata ila billah dengan mantap dan penuh keyakinan.

Pengawai khalifah pun terheran-heran dan ia bertanya, “Kau begitu memuliakan kalimat itu, tapi mengapa engkau tidak masuk Islam?"

Nasrani pun menjawab, “Kalimat itu aku dengar dari malaikat.”

Maka, kagumlah pengawal khalifah mendengar jawaban si Nasrani. Sesampainya di istana, pengawal pun bercerita tentang apa yang ia dengar dari mulut si Nasrani tadi kepada khalifah. Kemudian khalifah pun bertanya, “Bagaimana kau bisa mendengar kalimat itu dari malaikat?”

Si Nasrani pun menjawab seraya bercerita, “Dulu aku memiliki paman yang kaya raya dan seorang putri tiri yang cantik jelita. Maka aku pun bermaksud meminangnya. Akan tetapi, pamanku menolak pinanganku dan menikahkan anaknya dengan orang lain. Namun, pada malam pernikahannya, suaminya meninggal. Kemudian, aku mencoba lagi untuk meminangnya. Tapi, tetap saja aku ditolak, dan pamanku menikahkannya dengan orang lain lagi. Namun, pada malam pernikahannya, suaminya juga menemui ajal seperti suami pertamanya. Begitulah sampai tiga kali berturut-turut, pamanku menolak pinanganku, dan menikahkan putrinya dengan laki-laki lain yang mati di malam pengantin. Hingga akhirnya aku meminangnya untuk yang keempat kalinya, dan aku pun diterima. 

Selain kebahagiaan, aku juga memendam tanda tanya perihal kematian mantan suami istriku. Maka aku pun siap dengan segala yang terjadi. Pada malam pengantin, ketika aku akan mencumbunya, datanglah iblis dan berkata, ’Dengan siapa kau bercinta malam ini?’ Aku pun menjawab, ’Dengan istriku.’ Iblis lantas berkata, Apa kau tidak tahu atas apa yang aku lakukan terhadap mantan suaminya? Aku menginginkan agar kau meniduri istrimu pada siang hari dan kau berikan istrimu padaku di malam hari.

Jika kau tidak setuju maka aku akan membunuhmu seperti suaminya sebelum kamu.’ Aku pun mengiyakan permintaan iblis itu sehingga aku selamat dari kematian. Setiap hari aku pun memberikan giliran malamku kepada iblis, hingga datanglah pada kami suatu malam di mana iblis datang padaku dan berkata, ’Ini adalah malam giliranku meniduri istrimu. Tapi, malam ini aku akan ke langit mencuri berita dari para malaikat. Dan mungkin kau berminat ikut denganku?’ Aku pun mengiyakannya.

Lalu, iblis mengubah wujudnya menjadi seekor onta dan memerintahkanku menungganginya. Aku pun naik ke punggungnya dan memegang kendali dengan kuat. Iblis kemudian terbang layaknya burung menembus kegelapan. Namun, ketika kami sampai pada ketinggian, aku dengar suara malaikat melafalkan La haula wa la quwwata illa billah, dan tiba-tiba iblis terperanjat kaget dan jatuh ke tanah seperti bangkai dan aku tepat di dekatnya. Sejenak kemudian ia sadar dan memerintahkanku untuk memejamkan mataku.

Begitu aku membuka mata, aku telah tiba di pintu rumahku. Sejak itu aku berpikir dan menemukan bahwa ucapan malaikat itu adalah kelemahan iblis. Selang sehari tibalah giliran iblis atas istriku. Maka, sebelum kedatangannya, aku memerintahkan istriku untuk menutup seluruh lubang di rumahku. Ketika iblis datang dan masuk, aku membacakan La haula wa la quwwata illa billah dari celah pintu. Seketika, aku pun mendengar kegaduhan dari dalam rumahku, dan aku terus membacanya hingga tiga kali.

Lalu, istriku memanggilku dan menyuruhku masuk dan menceritakan segala yang terjadi di dalam rumah yang menimpa iblis. Ia pun berkata, ’Ketika kau membacanya untuk pertama kali, iblis kebingungan mencari lubang untuk keluar. Ketika kau membacanya untuk yang kedua kali, api turun dari langit lalu melilitnya. Dan ketika kau membacanya untuk yang ketiga kali, api itu membakarnya dan jadilah ia abu.’ Sungguh Allah telah menyelamatkan kami dari iblis terlaknat.”

Setelah mendengar kisah orang Nasrani tersebut, khalifah pun melepaskannya dan mengembalikan dirham sitaannya. []

Hikmah: Doo dan zikir adalah senjata kaum mukmin, di dunia ini tidak hanya materi yang nyata tapi ada hal gaib yang perlu kita yakini. Kekuatan-kekuatan itu tidak tampak, namun ada dan nyata.

Sumber: Buku Kutukan Seorang ibu, 30 Kisah Islami Sumber Kebijaksanaan Hidup, Penulis: Syarif Yahya


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB