Mengubah Kemungkaran dengan Cara Mengumandakan Adzan

Kamis, 27 Maret 2014 10:23 WIB | 4.042 kali
Mengubah Kemungkaran dengan Cara  Mengumandakan Adzan Al-Qadhi Abul Hasan Muhammad bin Abdul Wahid Al-Hasyimi menuturkan kisah dari gurunya  yang seorang pedagang. Ia berkata; Aku memiliki uang yang ada dalam tanggungan sebagian para pejabat. Mereka seringkali menangguhkan dan mencegahku mengambil hak-hakku. Setiap kali aku meminta sesuatu yang menjadi hak-hakku, mereka menghalang-menghalangiku, bahkan menyuruh pelayan mereka menindasku.

Oleh karena itu, kami lantas mengadukan hal itu kepada menteri, namun tidak digubris. Kemudian kami mengadukannya kepada pejabat negara, tetapi juga tidak ada tanggapan yang jelas, bahkan penolakan-penolakan yang aku dapatkan. Kami mulai putus asa dan cemas. Saat aku sudah mulai kebingungan dan tidak tahu kepada siapa lagi aku hendak mengadukan masalahku ini, tiba-tiba saja seseorang berkata kepadaku, "Saudaraku, cobalah kamu menemui si fulan yang berprofesi sebagai seorang penjahit di depan masjid sana."

"Apa yang dapat dilakukan oleh penjahit itu terhadap orang- orang zalim ini, sementara para pejabat negara saja tidak kuasa mengatasi masalahku ini?" timpalku.

Orang itu berkata lagi kepadaku, "Dia lebih ditakutinya dibanding semua orang yang pernah kamu adukan masalahmu kepada mereka. Temuilah dia, barangkali di sana kamu mendapatkan jalan terang."

Aku langsung menemuinya tanpa menghiraukan profesinya. Setelah itu, aku ceritakan kepadanya semua maksudku, tentang hartaku, dan apa saja yang menimpaku dari perbuatan orang zalim ini. Dia lantas mengajakku menemui gubernur. Tatkala sang gubernur melihatnya, dia langsung berdiri dan menghormatinya, kemudian bergegas menyelesaikan hak-hakku yang ada padanya. Dia memberikan semua hakku secara utuh tanpa ada satu pun yang ada padanya.

Namun, sebelumnya penjahit itu berkata kepada gubernur, "Berikan kepada orang ini hak-haknya. Jika tidak, aku akan mengumandangkan azan." Mendengar hal itu, raut muka gubernur berubah dan langsung memberikan semua yang menjadi hakku.

Aku takjub terhadap penjahit itu, bagaimana mungkin seorang gubernur mau mendengar dan menuruti perkataannya? Setelah itu, aku menawarkan sedikit hartaku kepadanya, namun ditolak. Dia justru mengatakan, "Andai saja aku menginginkan semua ini, sudah tentu aku memiliki harta benda yang tidak terhitung jumlahnya."

Aku lantas menanyakan kabarnya dan menuturkan rasa kekagumanku kepadanya serta mendesaknya agar mau menceritakan sejarahnya. Dia lantas bercerita, "Sebabnya adalah bahwa dulu kami bertetangga dengan seorang putra mahkota berkebangsaan Turki dari salah satu keluarga kerajaan. Dia adalah pemuda yang tampan. Suatu hari, dia berpapasan dengan gadis yang cantik. Gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi. Dia memakai pakaian yang mahal. Pemuda itu mendekatinya dalam keadaan mabuk dan mengutarakan keinginannya kepada gadis itu untuk dimasukkan ke dalam rumahnya. Gadis itu menolak dan berteriak dengan nada yang keras. (Bersambung...)

Kisah-kisah tentang Keimanan dan Akhlak


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Doa yang Paling Sering Diucapkan Rasulullah
Kamis, 24 November 2016 10:25 WIB
Jika Anda Begini, Istri Anda Bakal Demen
Kamis, 13 Oktober 2016 10:52 WIB
Tinggi Ilmu Namun Rendah Hati
Rabu, 28 September 2016 10:29 WIB
Empat Amalan Surga Dalam Satu Hari
Selasa, 20 September 2016 14:21 WIB