Buah dari Berbaik Sangka

admin | Selasa, 08 April 2014 13:45 WIB | 5.441 kali
Buah dari Berbaik Sangka

Pada suatu malam, sekelompok perampok tengah keluar bermaksud menghadang kafilah dengan barang dagangannya. Akan tetapi, malam itu ternyata kafilah tidak juga lewat. Maka, para perampok itu pun mencari tempat untuk bermalam dan mereka menemukan sebuah rumah terpencil dari desa terdekat.

Salah satu dari mereka pun mengetuk pintu dan berkata kepada penghuninya, "Kami adalah tentara muslim yang kemalaman. Jika diperbolehkan, kami akan menginap di sini dalam beberapa hari."

Maka penghuninya pun mempersilahkan mereka serta melayani mereka dengan senang hati. Ia berpikir bahwa yang ia layani adalah tentara-tentara Allah. Penghuninya pun tak henti berdoa kepada Allah agar diberi keberkahan karena ia telah membantu tentara Allah.

Penghuni rumah itu mempunyai seorang anak laki-laki yang lumpuh. Maka, pada suatu saat, ketika mereka melayani para perampok  tadi dengan menyediakan makanan, mereka mengambil sisa makanan dan minuman para perampok tersebut dan memberikannya kepada anak meraka yang lumpuh. Kenapa? Ia melakukan itu dengan maksud agar ia mendapat berkah dari para tentara Allah yang tak lain adalah para perampok itu.

Kemudian mereka mengusap kaki anak mereka dengan sisa minuman para perampok tersebut. Keajaiban pun terjadi. Pada pagi harinya, anak tersebut telah sembuh dari lumpuh yang dideritanya. Kini ia dapat berjalan dengan normal.

Sedangkan pada saat itu, para perampok tengah melaksanakan rencana mereka. Ketika sore harinya para perampok itu kembali ke rumah itu, mereka melihat anak lumpuh itu kini telah berjalan menyambutnya.

Kemudian, mereka pun bertanya kepada orangtuanya, "Bukankah anak ini adalah anak yang kemarin lumpuh?"

Penghuni rumah itu pun menjawab, "Ya, benar. Ini semua karena aku mengambil sisa minuman kalian dan mengusapkannya ke kaki anak kami agar anak kami mendapat berkah dari para tentara Allah seperti kalian. Dan tidak sia-sia, Allah telah menjawab doa kami."

Maka perampok itu pun menangis dan berkata, "Wahai ibu, ketahuilah, kami bukanlah tentara muslim. Tapi kami adalah para perampok para kafilah yang lewat. Allah telah memberi kesembuhan kepada anak ibu bukan karena kami, tetapi karena kebaikan niat dan prasangka ibu."

Maka mereka pun bertobat dan menjadi pasukan muslim hingga akhir hayat mereka.

Allah berfirman melalui hadist qudsi, "Aku seperti persangkaan hamba--Ku." Artinya jika seseorang misalkan menyangkal bahwa Allah tidak bisa melimpahkan rezeki maka Allah pun akan membiarkan orang itu tertimpa kemiskinan atau kesusahan terus menerus. Jika kita menyangka dan optimis dalam berdoa bahwa Allah lapang rahmat-Nya maka Allah pun akan melapangkan untuk kita, begitu pula ketika kita berbaik sangka kepada makhluk Allah lainnya.


Sumber:  buku Kutukan seorang ibu 30 kisah islami Sumber kebijaksanaan hidup, Penulis: Syarif Yahya



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Doa yang Paling Sering Diucapkan Rasulullah
Kamis, 24 November 2016 10:25 WIB
Jika Anda Begini, Istri Anda Bakal Demen
Kamis, 13 Oktober 2016 10:52 WIB
Tinggi Ilmu Namun Rendah Hati
Rabu, 28 September 2016 10:29 WIB
Empat Amalan Surga Dalam Satu Hari
Selasa, 20 September 2016 14:21 WIB