Dalam Bentangan Sajadah

Admin | Jum'at, 31 Oktober 2014 09:18 WIB | 4.691 kali
Dalam Bentangan Sajadah Lagu Bimbo dengan judul tersebut membuat saya merenung akan hubungan saya dengan Allah Swt. Saya ingin tahu bagaimana sebenarnya posisi saya di sisi Allah. Seorang sufi berkata, “Jika Anda ingin tahu bagaimana posisi Anda di sisi Allah, maka lihatlah di mana posisi Allah di hati Anda!”

Saya pun mencoba melihat ke dalam hati. Bisakah saya merasakan Allah hadir di hati saya? Entahlah....Saya memang bukan seorang sufi. Tapi, saya percaya bahwa Allah semestinya hadir dalam semua perbuatan saya, gerak gerik dan bahkan dalam setiap detik tarikan nafas. Ketika saya sholat dan puasa, saya tahu Allah hadir dalam hati saya. Namun, ketika saya berangkat ke sekolah, ke Ciputat, keluar dari rumah, saya tak bisa memastikan apakah masih saya bawa Allah dalam semua aktivitas kehidupan!

Apakah Allah hadir ketika saya lupa mengoreksi buku tugas santri?

Apakah Allah hadir saat saya tidak masuk kelas tepat waktu?

Apakah Allah hadir ketika saya selipkan selembar amplop agar urusan saya menjadi lancar di kantor dinas atau ke atasan?

Apakah Allah juga hadir ketika saya tidak tepat waktu mengerjakan ibadah?

Ah...terlalu banyak pertanyaan yang hadir dalam benak saya..!!!


Lagu Bimbo tersebut mengingatkan saya bahwa hidup ini bagaikan sajadah panjang yang terbentang, dari buaian bunda sampai ke liang lahat. Seharusnya semua aktivitas yang saya lakukan di sajadah panjang ini membawa saya untuk selalu mengingat kehadiran-Nya.

Mengapa Allah hanya saya bawa dan saya resapi kehadiran-Nya ketika saya berada di masjid, dan tiba-tiba Allah hilang ketika saya berada di luar masjid! Kalau saja lagu Bimbo tersebut saya terjemahkan ke dalam bahasa para khatib Jum`at:

"Apapun aktivitas kita, seharusnya kita selalu ingat keberadaan Allah. Itulah makna dzikrullah; mengingat Allah; itu jugalah makna ibadah.”


Kalau saya diperbolehkan menerjemahkan lagu Bimbo itu dengan bahasa al-Qur an, saya teringat satu ayat suci,

"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”


Sayang, penafsiran saya akan kata ibadah masih terbatas pada ibadah ritual. Sayang sekali, sajadah saya tak panjang terbentang. Sajadah saya tak mampu masuk ke gedung-gedung pencakar langit, ke pusat perbelanjaan, ke tempat hiburan dan ke gedung sekolah.

"Tak kulihat suatu benda, kecuali di ujungnya kulihat ada Allah!”
Ah, ucapan sufi ini lagi-lagi membuat saya malu...

Saya tahu bahwa bukan maksud sufi tersebut untuk mengatakan dia telah melihat Allah, tapi yang ingin dia ceritakan adalah Allah selalu hadir di sekelilingnya.

................ Ada sajadah panjang terbentang.


Disadur dari: Kisah-Kisah Insplfatif, Karya:DR. Ahmad Sastra


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Doa yang Paling Sering Diucapkan Rasulullah
Kamis, 24 November 2016 10:25 WIB
Jika Anda Begini, Istri Anda Bakal Demen
Kamis, 13 Oktober 2016 10:52 WIB
Tinggi Ilmu Namun Rendah Hati
Rabu, 28 September 2016 10:29 WIB
Empat Amalan Surga Dalam Satu Hari
Selasa, 20 September 2016 14:21 WIB