Usia ini Terbatas

Admin | Kamis, 14 Agustus 2014 11:11 WIB | 3.177 kali
Usia ini Terbatas Duhai muslimah yang bersedih.

Waktu lebih berharga dari kenikmatan dunia. Anda tidak dapat membelinya dengan emas dan perak. Tidak ada yang menjual waktu dan memberikannya. Maka mengapa engkau menyia-nyiakan waktu yang singkat ini? Bagaimana mungkin engkau membiarkan kesempatan emas lewat begitu saja!

Waktu adalah jiwa. Engkau akan kesulitan untuk menjaganya dan Anda terlihat lebih mudah untuk membuangnya dengan sia-sia.

Isilah waktu luang dengan pekerjaan. Perbaruilah semangat dengan membuat impian dan harapan. Jangan bahagia karena berakhirnya hari, karena sesungguhnya itu seperti peringatan masa akhirmu. Janganlah berbahagia karena telah melewati tahun demi tahun. Itu berarti mendekati kepergianmu (ajal).

Seseorang berbahagia dengan berakhirnya malam, sedangkan berakhirnya malam berarti telah dekat kepergiannya.

Dengarlah seruan jiwa dan peringatan hatimu : Detak hati seseorang, seolah panggilan baginya. Bahwa kehidupan itu hanya sebentar saja.

Tingkatkanlah mengingat kematian. Maka dzikir bagi manusia merupakan umur yang kedua.

Teruslah berusaha sebelum habis waktunya. Sebelum tiba masa lupamu, sebelum hilang surgamu. Di dalamnya ada buah-buahan yang berpasang-pasangan. Ada kurma dan delima, ada bidadari-bidadari yang baik lagi cantik-cantik, ada dua mata air yang mengalir. Apakah itu surga atau neraka? Tahukah engkau apa itu neraka? Maka teruslah berusaha wahai saudariku, sebelum habis waktunya.

Itulah tabiat jiwa dan inilah perangainya. Jika kita segera menyibukkan diri dengan mengisi waktu luang, itu artinya, kita sudah menjaga diri dari rasa sakit, dan tenggelam dalam rasa bosan. Maka orang yang kosong tidak akan tetap kosong. Bayangkan ketika Anda mengosongkan air dari gelas. Maka udara akan segera mengisi ruang kosong tersebut. Begitupula dengan hati Anda. Jika hati sedang kosong dari sesuatu yang bermanfaat, maka ia akan dipenuhi penyakit dan rasa bosan. Ia akan menjadi korban mara bahaya yang menakutkan, dan menghancurkan, seperti khianat, iri, dengki, takut, galau, putus asa, merasa terjatuh, dan bimbang.

Pahamilah, antara pemuda dan waktu luang. Waktu luang bagi seseorang merupakan kehancuran.

Perhitungkanlah usia Anda yaitu usia dalam kebahagiaan, kesenangan, ridha, tentram, dan menerima apa adanya. Adapun serakah, tamak, dan gelisah bukanlah bagian dari usiamu. Ia merupakan musuh bagi kesehatan dan kecantikan. Maka jagalah keridhaan Allah, menerima pemberian-Nya, iman pada ketetapan-Nya, dan optimis menyongsong masa depan.

Jadilah engkau seperti kupu-kupu yang ringan, indah dipandang, dan tidak bergantung pada sesuatu. Ia terbang dari satu bunga ke bunga lain, dari satu taman ke taman yang lain.

Jadilah engkau seperti lebah, ia makan yang baik dan mengeluarkan yang baik pula. Apabila ia terjatuh pada ranting, ia tidak akan mematahkannya. Sentuhannyalembutdantidakmenyengat. Meletakan madu dan tidak menyengat. Ia terbang penuh cinta, dan kasih sayang. Ia memiliki suara kebahagiaan, dan penuh keridhaan. Seolah-olah ia raja langit yang turun dari alam keabadian.

***

Sumber: Buku La Tahzan for Women, Penulis: Nabil bin Muhammad Mahmud


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB