Allah Tidak Akan Pernah Menyia-nyiakan Kebaikan Hamba-Nya

Admin | Rabu, 13 Agustus 2014 10:50 WIB | 5.422 kali
Allah Tidak Akan Pernah Menyia-nyiakan Kebaikan Hamba-Nya Pada suatu hari, seorang shaleh keluar untuk berburu. Tiba- tiba ia bertemu seekor ular yang sedang ketakutan. Ular itu berteriak, "Tolong! Selamatkan aku dari musuh yang mengejarku!"

Orang shaleh pun bermaksud menutupi ular itu dengan kainnya, tetapi ular itu berkata, "Orang yang mengejarku akan tetap mengetahuinya."

Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya orang shaleh.

Si ular berkata, "Jika memang kamu ingin berbuat baik, ingin menyelamatkanku, bukalah mulutmu agar aku bisa masuk ke dalamnya!"

"Aku takut padamu," sahut orang shaleh. Lalu ular tersebut berjanji tidak akan menyakitinya dan mengatakan bahwa ia adalah umat Muhammad Saw. Orang shaleh pun membuka mulutnya, lalu melompatlah ular tadi dan masuk ke mulutnya. Tiba-tiba datanglah seseorang sambil membawa pedang dan menanyakan keberadaan ular tersebut. "Aku tidak  melihatnya," jawab orang shaleh.

Setelah itu, ia beristighfar seratus kali atas ucapannya. Setelah pemburu ular tadi berlalu, si ular menengok keluar untuk melihat si pemburunya. Orang shaleh mengatakan bahwa pemburunya sudah pergi, lalu menyuruh ular tadi agar keluar.

Ular berkata, "Sekarang pilihlah bagimu salah satu kematianmu, aku gigit jantungmu atau aku lubangi hatimu?"

Orang shaleh berkata, "Maha Suci Allah, mana janji yang kau ucapkan?"

Sang ular berkata, "Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang lebih goblok daripada kamu. Apakah kamu lupa perseteruanku dengan nenek moyangmu, sehingga ia dikeluarkan dari surga? Dan apa yang mendorongmu melakukan kebaikan kepada yang tidak semestinya mendapat kebaikan?"

"Kalau memang aku harus mati, berilah aku kesempatan sebentar untuk melakukan sesuatu di gunung ini!" pinta orang shaleh.

"Terserah," jawab ular. Lalu orang shaleh menengadah ke langit dan berdoa. "Wahai Zat yang penuh Kasih! Kasihanilah ,iku dengan kasih-Mu yang lembut, wahai Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Kuasa, aku mohon kepada-Mu, demi kekuasaan-Mu menegakkan singgasana, sementara singgasana tersebut tidak tahu dimana Engkau menetap, wahai Zat yang Mahabijak, Zat yang Mahatahu, Mahatinggi, Mahaagung, Mahahidup, Mahakuat. Ya Allah, tidak ada yang menyelamat-kanku dari ular ini melainkan Engkau."

Lalu ia berjalan ke arah puncak gunung, tiba-tiba muncullah seorang kakek tua yang wajahnya bersinar, harum, dan pakaiannya bersih. Ia memberikan dedaunan yang berwarna hijau, dan berkata, "Makanlah daun-daun ini!" Lalu orang shaleh pun memakannya, dan tiba-tiba keluarlah ular dari perutnya dalam keadaan sudah terpotong-potong, dan seketika hilanglah rasa sakitnya.

Orang shaleh bertanya pada kakek itu, "Siapakah engkau, wahai penyelamatku?"

"Ketika kamu berdoa kepada Allah, maka para malaikat di langit menjadi ribut, lalu Allah berfirman, "Demi Keagungan dan Kemuuliaan-Ku! Aku telah melihat apa yang dilakukan ular tersebut terhadap hamba-Ku. Lalu Allah mengutusku pergi ke surga untuk mengambil daun pohon Thuba agar diberikan padamu. Aku adalah malaikat yang bernama Ma’ruf (kebaikan), dan tempatku di langit. Teruslah berbuat baik, karena itu akan menjagamu. Walaupun disia-siakan oleh orang yang kita beri kebaikan, tetapi Allah tidak akan pernah menyia-nyiakannya."[]

Sumber: Buku Jangan Bersedih! 150 cerita Hikmah Penyejuk Hati, Penulis Mohmmad A. Syuropati


Yuk Bagikan :

Baca Juga