Keteladanan Seorang Pemimpin

KH. Abdullah Gymnastiar | Rabu, 20 Juli 2005 11:12 WIB | 10.833 kali
Keteladanan Seorang Pemimpin

Semoga Allah Yang Maha Gagah, Yang Maha Perkasa, Yang Menggenggam Langit dan Bumi, menyadarkan kita semua, bahwa diri kita hanya sekedar makhluk. Yang mampir beberapa saat di dunia ini. Tidak ada yang gagah, selain hanya makhluk yang diberi kekuatan sesaat. Tidak ada yang kaya, selain hanya manusia yang diberi titipan sesaat. Tidak ada yang berkuasa, selain diuji dengan kekuasaan sesaat. Semoga kita semua, tidak terpedaya, tidak terkecoh, oleh silaunya tipu daya dunia yang membuat kita kehilangan kemuliaan dunia akhirat kita. o:p>

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, saat ini di negara kita sedang pejalanan menuju perubahan, itulah harapannya. Masa kampanye, saat pemilihan, saat penentuan. Merupakan saat perubahan. Karena sesuatu yang bernilai, yang dianggap beruntung adalah perubahan. Selama hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Dengan kata lain, pemilu yang akan diadakan, akan menjadi keberuntungan apabila mengantarkan kita lebih baik dari hari-hari sebelummya.

Menurut bapak Taufik Ismail, semoga Allah memuliakan beliau, membacakan sebuah puisi, ketika Indonesia di hormati dunia. Pada waktu itu, indonesia dihormati dunia. Kapan? Pada tahun 1955. Mengapa? Karena pada pada waktu itu, pemilu yang diadakan benar-benar mempesona dunia. Tidak ada satupun darah yang tertumpah, tidak ada satupun mobil yang terguling, tidak ada satupun rumah yang terbakar, tidak ada satupun nyawa yang melayang, dunia kagum. Tapi tujuh pemilu sesudah itu, pemuda yang santun di rumah, pemuda yang kalem di sekolah. Ketika ikut pemilu, tiba-tiba menjadi beringas, memukul, menumpahkan darah, membakar. Hasilnya seperti inilah negara semakin tidak nyaman.

Apabila kita mau merubah, mengapa kita tidak mencontoh perubahan yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW. Jahiliyah, maksiat merajalela, anak perempuan di kubur hidup-hidup, penipuan, kemaksiatan. Berubah menjadi perdaban yang mulia. Apa kuncinya? �laqod kana lakum fi rasulillah uswatun hasanah� dan pada diri rasul itu, ada contoh kebaikan. Dan contoh kebaikan inilah kunci dari perubahan. Saudara-saudaraku yang baik, siapapun yang ingin merubah sesuatu, kuncinya adalah �Keteladanan�. Maka, mimpi bangsa ini berubah, apabila sulit mencari teladan di bangsa ini. Oleh karena itu, para peserta kampanye, partai-partai yang akan berkuasa di negara Indonesia. Di mohon siapapun yang berbicara perihal perubahan bangsa dan negara Indonesia, jawab dahulu sebuah pertanyaan, saya memberi keteladan apa? Saudara sudah berapa banyak tetangga yang bisa kerja, dengan adanya kehadiran saudara? Maka saudara-saudaraku, keteladanan adalah kunci perubahan.

Saudaraku yang baik, pengorbanan orang-orang yang dipimpin, akan sangat tergantung kepada kredibilitas pemimpinnya. Oleh sebab itu, daripada kita sibuk memikirkan ketaatan orang lain. Lebih baik� kita renungkan, sampai sejauh mana kredibilitas kita dalam pandangan masyarakat maupun pandangan orang yang kita pimpin. Karena jika seorang pemimpin kehilangan kredibilitas, tunggulah kejatuhannya.�

Lantas bagaimana kiat seseorang agar tidak kehilangan kredibilitas ? Pertama, kredibilitas itu sangat tergantung kepada kejujuran seseorang, karena jika ia tidak jujur, akan menjatuhkan kredibilitasnya. Kedua adalah cakap memuaskan. Karena walaupun ia jujur tapi banyak mengecewakan, tetap saja akan menjatuhkan kredibilitasnya. Ketiga yakni kemampuan kreatif dan inovatif, karena segalanya terus berubah, tidak statis. Maka, kepercayaan hanyalah milik orang-orang yang jujur, cakap, kreatif dan inovatif. Wallahu a�lam.



Yuk Bagikan :

Baca Juga