Olahraga, Yuk!

Kamis, 22 Desember 2011 00:00 WIB | 9.514 kali
Olahraga, Yuk! "Aduh, Bagas ini kok enggak pernah bisa diam, ya?" Ny. Rahma (31 tahun) mengomentari anak semata wayangnya itu. Bagas (5 tahun) yang baru duduk di TK Nol Besar itu, memang tak pernah bosan bergerak terus ke sana-ke mari. Ny. Rahma sampai kewalahan mengimbangi aktivitas gerak anaknya itu. "Energinya seakan tak habis-habis. Enaknya diapakan ya, anak ini?" Lain lagi dengan Ranti (4,5 tahun) yang juga sekelas dengan Bagas. Dengan tubuhnya yang agak gemuk, ia kelihatan lesu dan cepat lelah kalau melakukan aktivitas fisik yang agak berat sedikit. Gerakannya pun agak kikuk dan lamban, tak sebebas anak lainnya. "Bagaimana ya, supaya ia mau bergerak aktif, tidak lesu begitu?" keluh ibunya, Ny. Shinta.

• •

Mengapa tidak mencoba mengajak keduanya berolahraga, Bu? Banyak lho, manfaat berolahraga bagi anak. Baik manfaat fisik, psikis, maupun sosial. Mulai dari menyalurkan kelebihan energi, meningkatkan kesegaran jasmani anak, mengontrol berat badan, sampai membangun rasa percaya diri anak. Jika dilakukan secara berkelompok, olahraga juga dapat melatih anak bersosialisasi, memainkan peran tertentu, belajar bekerja sama, mematuhi atur­an permainan, serta mengukur kemampuannya di antara teman- temannya.

Olahraga yang dikenalkan sejak dini juga bisa menjadi landasan yang baik bagi aktivitas anak di masa selanjutnya. Anak lebih bergairah, baik dalam aktivitas intelektual maupun jasmani. Juga mempunyai postur tubuh yang baik, serta gerakan yang luwes dan terkoordinasi.

Namun tentu, untuk anak usia pra-sekolah, olahraga bukan­lah untuk menciptakan seorang atlet. Melainkan lebih sebagai sarana yang menyenangkan untuk belajar dan bermain. Anak juga masih membutuhkan contoh dan dorongan dari Anda supaya mau melakukan aktivitas ini. Nah, beberapa hal yang dapat orang tua lakukan, misalnya:

1.Perhatikan Usia Anak


Anak berusia 1-3 tahun, misalnya, belum siap untuk meneri­ma aktivitas yang terstruktur. Dunianya lebih banyak berhu­bungan dengan kedekatan dan interaksinya dengan orang yang mengasuhnya. Olahraga yang bisa dilakukannya pun terbatas pada gerakan yang sangat sederhana dan spontan. Misalnya menirukan gerakan tangan, berlari-lari, atau mendorong-dorong sesuatu.

Pada usia 3-5 tahun, merupakan periode transisi anak, saat ia mulai bersentuhan dengan dunia pra-sekolah. Proses sosialisasinya pun mulai intensif, ditambah lagi dengan perkembangan fisik dan intelektual yang pesat. Untuk anak usia ini, paling baik adalah melakukan 1-2 aktivitas fisik yang sederhana dan sebaiknya menekankan pada permainan. Misalnya sore hari sela­ma 15-30 menit berjalan keliling taman, main perosotan, melempar-lempar atau menendang-nendang bola, dsb.

2. Arahkan Keaktifan Anak


Anak yang aktif bisa "dimanfaatkan" untuk meningkatkan kebugaran tubuhnya. Aktif namun tidak dikembangkan, akan sulit bagi anak mendapatkan kesehatan yang baik. Untuk itu, perlu latihan yang teratur dan terencana. Bagi anak TK, misalnya, mesti ada aktivitas olahraga yang teratur di sekolah. Seperti senam, lari-lari, olahraga lain yang terjadwal. Ceklah jadwal olahraga si kecil di sekolah dan wajibkan ia mengikutinya.

3. Buat Supaya Menyenangkan

Yang penting diingat, olahraga itu harus menyenangkan bagi anak. Jadi, lebih condong ke permainan daripada olahraga. Jika anak tertarik, ia akan tetap menyukainya dalam waktu yang lama. Di lain pihak, anak dapat membenci olahraga jika di awal­nya ia sudah merasa terpaksa, atau memperoleh pengalaman yang negatif. Misalnya olahraga itu seperti "pelatihan" atau ternyata membuatnya cedera.

4. Bantu dan Beri Saran

Bantulah anak menemukan hal-hal yang menyenangkan dari olahraga. Caranya, kenalkan anak pada aktivitas olahraga yang bervariasi. Melihat pertandingan bulu tangkis, senam, sepakbola, renang dsb., akan membuat anak lebih tertarik pada olahraga. Anak yang cenderung kalem mungkin akan lebih tertarik pada renang atau senam. Sedangkan yang aktif murigkin lebih suka sepak bola atau bola voli.

Namun Anda tak perlu meminta anak untuk memilih olahra­ga tertentu. Lebih baik, berilah saran tentang hal-hal positif dari tiap-tiap jenis olahraga itu.

5.Jangan Overload

Meskipun olahraga itu menyenangkan, namun yang lebih penting lagi adalah, porsinya yang wajar saja. Jangan sampai over­load alias terlalu banyak. Jika pagi hari di sekolah anak sudah berolahraga, sore harinya lebih baik diisi dengan bermain biasa atau kegiatan lain. Kalau hari itu di sekolah tidak ada pelajaran olahraga, pagi atau sore hari si anak bisa diajak ikut senam, jalan- jalan, atau lari-lari di taman.

6. Ikutlah Berolahraga

Si kecil akan lebih senang lho, kalau ia bisa berolahraga bersama ayah atau ibunya. Jadi, tak hanya menyuruhnya bero­lahraga bersama teman-temannya Pagi, sebelum berangkat kerja, ayah bisa senam bersama anak di halaman rumah atau di taman, dengan iringan musik. Sore hari, ibu bisa mengajaknya main lem­par-lemparan bola atau lari-lari keliling taman. Di hari minggu, ayah dan ibu bisa mengajak si kecil untuk bersama-sama berenang di kolam renang.

Jika ada perlombaan olahraga di lingkungan RT atau kelurah­an, ikutlah yang menyertakan seluruh anggota keluarga. Misalnya jalan santai. Ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi si kecil.

7. Ajarkan Hal Penting Lain

Selain olahraga, ajarkan juga tentang hal-hal yang mendukung kebugaran tubuh. Terutama tentang pentingnya gizi makanan, dan bersikap tubuh yang baik. Penjelasannya cukup yang seder­hana. Misalnya, sehabis olahraga minum susu. Atau saat berjalan harus tegak, tidak boleh membungkuk, saat duduk punggung harus lurus, dsb.

8. Konsultasikan

Jika si kecil kelihatan berbakat pada jenis olahraga tertentu dan Anda ingin ia memperoleh latihan yang lebih terarah, konsultasikanlah dengan dokter anak. Bisa juga meminta saran kepa­da guru olahraga, atau pengasuh klub olahraga.

Dengan cara ini, anak memperoleh dasar-dasar, latihan, serta porsi olahraga yang benar. •

 
Disadur dari buku Mengendalikan Si Kecil - editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Potensi "Anak Nakal"
Senin, 31 Oktober 2016 09:49 WIB
Telepon Aku dong, please
Senin, 19 Januari 2015 12:19 WIB
Bermain, Apa dan Mengapa?
Senin, 19 Januari 2015 05:23 WIB