Bila Si Kecil Selalu Lambat II

Jum'at, 06 Januari 2012 00:00 WIB | 6.444 kali
Bila Si Kecil Selalu Lambat II 8.  Segalanya Harus Jelas

Periksa dulu, jangan-jangan anak jadi lambat karena ada masalah dalam memahami apa yang harus ia kerjakan. Karena itu, buatlah segalanya jelas. Untuk anak yang sudah agak besar, mungkin Anda bisa membuat semacam jadwal tugas mingguan. Dengan jalan ini, Anda dan si kecil sama-sama tahu, kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan.

9.  Hindari "Gelar" Jelek

Memang mudah menjuluki anak yang serba lelet dengan "pemalas". Bahkan secara tidak sengaja, Anda juga telah memberi label buruk bila mengatakan, "Kamu memang selalu terlambat!" atau "Kenapa sih kamu enggak pernah tepat waktu!" Label semacam itu lama-lama bisa merasuk dalam diri anak, lho! Lebih baik, buat pernyataan berisi harapan-harapan Anda, misalnya, "Nak, Ibu senaaang sekali kalau besok kamu tidak telat lagi!"

10.     Satu Perintah Satu Waktu

Anak prasekolah bisanya hanya mampu merespons satu perin­tah dalam satu waktu. Karenanya, jangan membuat permintaan dalam paragraf yang panjang. Buatlah perintah tertutup (tidak terlalu banyak koma) yang jelas dan singkat. Misalnya, "Ambil sepatumu. Lalu kembali ke sini. Nanti ibu beri tahu tugas selan­jutnya."

11.     Lakukan Kontak Mata

Banyak anak yang "kebal" dengan perintah yang diteriakkan dari jarak jauh, misalnya saat Anda di dapur sementara anak di beranda muka. Anak pun jadi malas-malasan mengerjakannya. Lebih baik, panggil dulu si kecil, atau Anda yang mendekatinya. Setelah ia mendekat, tataplah matanya sambil memberitahu apa yang harus dikerjakan.

12.     Introspeksi Diri

Sebelum "mengubah" kebiasaan lamban si kecil, cobalah merenung lebih dulu. Apakah Anda termasuk orang tua yang "supersibuk" karena terlalu banyak pekerjaan? Selalu terburu- buru? Jika ya, jangan-jangan sikap lamban si kecil merupakan tanda-tanda bahwa Andalah yang harus mengurangi "kecepatan".

13.    Diskusikan Rencan-rencana Anak

Pada anak usia sekolah, Anda bisa menanyakan apa rencana mereka. Misalnya, "Nah, gimana Sayang? Nanti sore ada acara TV kesenanganmu, padahal kamu punya PR yang harus diselesaikan. Apa yang akan kamu kerjakan?" tindakan semacam ini memban­tu anak belajar bertangung jawab. Ia pun jadi lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya, agar bisa segera beralih pada hal- hal yang disukainya.

14.     Permainan Adu Cepat

Anak kecil biasanya senang sekali diajak adu cepat atau "balap­an" melawan orang dewasa. Nah, jika Anda sedang terburu-buru, katakan saja, "Coba, seberapa cepat kamu minum susu ini. Ibu hitung pakai jam, ya!" Tentu saja Anda butuh stopwatch atau jam dengan hitungan detik. Bila anak sukses memenangkan per­mainan ini, jangan lupa memuji, "Wow! Sepuluh detik! Cepat sekali! Lama-lama, Anda bisa lho menyuruh anak melakukan sesuatu dengan cara ini, "Ibu hitung sampai tiga, kamu lari dan ambil sepatumu, ya!" •

 

Disadur dari buku Mari Bersekolah - editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Potensi "Anak Nakal"
Senin, 31 Oktober 2016 09:49 WIB
Telepon Aku dong, please
Senin, 19 Januari 2015 12:19 WIB
Bermain, Apa dan Mengapa?
Senin, 19 Januari 2015 05:23 WIB