Mobil Papaku Ada 12 Dong

Rabu, 06 Agustus 2008 14:15 WIB | 6.499 kali
Mobil Papaku Ada 12 Dong
Zakia asyik bercakap dengan teman-teman sepermainan yang merupakan tetangga Zakia dirumah. Sementara itu, Sang bunda tengah asyik pula menjemur pakaian di teras samping rumah mereka. Jarak antara Bunda dan tempat Zakia berkumpul dengan teman-temannya cukup dekat sehingga Bunda dapat mendengat isi pembicaraan Zakia.

Eh,aku punya boneka Barbie yang baru lo, bagus dech. Lebih cantik dari yang sebelumnya” ujar Zakia memulai pembicaraan

"Wah, kata Mamahku, Barbie kan mahal" komentar sang kawan, Nia.

Bunda yang mendengar menjadi membatin, "Zakia..zakia..boneka itu kan hadiah dari Ama Lisa. MasyaAllah, anakku rupanya punya sifat memamerkan barang-barang yang lebih , sebaiknya aku gimana ya?”

***

Mungkin bukan hanya Bunda Zakia yang mengalami kisah di atas. Bingung atas sikap anak yang menunjukkan gejala suka pamer bisa jadi banyak menimpa orangtua yang lain. Menurut Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati, Ely Risman Musa M.Psi, pada usia prasekolah menjadi hal yang normal bila anak memiliki kecenderungan untuk pamer, "anak pada usia tersebut perkembangan otaknya sedang dalam proses menjadi sempurna, sehingga mereka cenderuing untuk menyatakan dirinya dalam khazanah dan kata-kata keakuannya. Selain itu, dengan cara demikian anak memanfaatkannya untuk memperkaya kosa kata yang ia miliki."

Sebagai alih-alih membolehkan, Ely menambahkan agar orangtua memfilter perilaku pamer anak tersebut pada sebuah kesempatan yang lain. Sejak awal anak perlu dididik untuk berhati-hati saat bercerita pada teman-temannya. Karena, tidak semua teman memiliki kondisi ekonomi keluarga yang berlebih. Bila anak ingin bercerita, maka ia pun harus tetap rendah hati dan jangan mengunakan kata-kata yang menyombongkan diri. Jadi, peran orangtua adalah mengajarkan apa-apa saja yang termasuk akhlaq yang baik kepada anak.

Namun, Ely yang juga menjadi Penasehat Badan Koordinasi TK Islam Nasional menambahkan, adalah tidak hijaksana bila orangtua memutuskan kebiasaan memamerkan diri pada anak begitu saja. "Pada sifat mungkin terdapat sedikit cerita bualan, namun pada yang demikian terdapat daya dan kreatilitas pada anak yang tidak boleh diputus oleh orangtua. Maka peran orangtua mengisahkan cerita kejujuran pada anak, namun ia tidak berhak memarahi anaknya. Karena anak di bawah umur tujuh tahun tidak boleh dimarahi. Tapi diajarkan akhlaq yang haik karena ia belum mengerti".

Menurut pengakuan Nurwani, seorang ibu rumah tangga, kebiasaan pamer pada anak usia prasekolah bukan persoalan yang harus digarisbawahi dan dihukum dengan tegas. Anak kecil biasa berkata demikian bukan dengan maksud ingin sombong. Tapi karena ia tidak tahu dan mungkin menurutnya dengan cara tersebut la memiliki teman. Walaupun diakui Nurwani, hal tersebut dapat menjadikan anak bersaing dengan temannya.

Tidak begitu herheda dari Nurwani, Agustiani yang juga seorang ibu, mengatakan adalah persoalan yang biasa bila anak usia prasekolah terkadang mempunyaii kecenderungan untuk unjuk diri alias pamer. "Yah namanya anak kecil, hal-hal seperti itu menjadi wajar. Cuma bagaimana perilaku orangtua mengarahkan ucapan dan kata-kata anak agar tidak jatuh sebagai sifat ujub dan sombong" tandas Walikota yang herdomisili di Jakarta Pusat. (bersambung...)



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Potensi "Anak Nakal"
Senin, 31 Oktober 2016 09:49 WIB
Telepon Aku dong, please
Senin, 19 Januari 2015 12:19 WIB
Bermain, Apa dan Mengapa?
Senin, 19 Januari 2015 05:23 WIB