Laskar Pelangi Bag.2

Kamis, 15 Januari 2009 18:39 WIB | 4.750 kali
Laskar Pelangi Bag.2

Memandang hidup tidak boleh sepotong-sepotong, sebab Tuhan menciptakan apapun tidak ada yang sia-sia. Oleh karena itu, marilah kita mencari potongan-potongan kehidupan, agar hidup terasa sangat indah.

Kalau temen-temen membaca Novel Laskar Pelangi atau nonton filmnya, maka disitu akan banyak potongan-potongan hidup yang bisa dipandang dengan cara tidak sepotong-potong. Kesempatan ini, akan dicoba untuk mengambil beberapa potongan-potongan kehidupan yang tersambung menjadi sebuah keindahan dan bisa mencerahkan banyak orang.

Syahdan misalnya, anak nelayan miskin yang di Laskar Pelangi termasuk sangat tidak diperhitungkan, sebab sering melakukan kesalahan-kesalahan. Disuruh main drama sering salah, bahkan ditugasi yang paling ringanpun juga salah, bagian mengipasi putri dalam dramapun salah. Bahkan untuk membetulkan rantai sepeda saja juga tidak bisa. Kalau dalam Laskar Pelangi, Syahdan termasuk bagian repot saja, bagian umum, kalau ada acara makan-makan harus yang paling akhir dan lain sebagainya. Bahkan, ketika Laskar Pelangi membuat keputusan sesuatu, Syahdan tidak pernah dimintai pendapat.

 

Tapi aneh juga, syahdan ini, justru cita-citanya ingin menjadi aktor. Makanya, dengan bekal ijasah SMA, merantau ke Jakarta, melamar ke berbagai rumah produksi, dan terkatung-katung selama satu tahun. Akhirnya diterima juga jadi aktor, itupun hanya bagian figuran, misalnya jadi setan, jin atau tuyul. Juga ikut aktifitas hiburan keliling kampung, tugasnya hanya mengangkut peralatan, nyuci terpal dan beberapa aktifitas yang sangat tidak menonjol dan sebagai pelengkap saja.

Namun, Syahdan yang tidak diperhitungkan itu, tetap gigih, walaupun sempat juga frustasi sehingga keluar dari aktifitas figuran, kemudian kursus komputer. Rupanya dia menemui takdir barunya, yaitu ahli komputer. Padahal dulu, khusus menyangkut masalah teknis paling sering salah. Membetulkan rante sepeda saja nggak bisa.

Akhirnya, Syahdan menjadi ahli proggramer komputer, bahkan berkesempatan untuk short course computer network di Kyoto University Jepang. Kalau dilihat secara ekonomi, beliau sekarang, paling mapan dibanding Laskar Pelangi lainnya. Namun, lebih aneh lagi, beliau sampai sekarang masih penasaran dengan cita-cita yaitu tetap ingin menjadi aktor.

Sahabat CyberMQ,

Hidup ini sangat unik, ada yang menemukan bakatnya sejak kecil, ada yang menemukan bakatnya setelah dewasa, ada yang bakatnya berkembang semakin banyak dan semuanya tumbuh subur, ada yang merasa berbakat padahal tidak berbakat, dan ada juga yang bakatnya terbawa mati, sehingga hidup tanpa prestasi.

Berani menghadapi tantangan untuk segera menemukan bakat-bakat kita sebanyak-banyaknya dan sesubur-suburnya. Atau lebih senang mengubur bakatnya bersama jasadnya!!!. Bagaimana pendapat sahabat ???

Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id http:/masamri.multiply.com e-mail : amri{at}mq{dot}



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Gagal Yang Sukses
Selasa, 10 Desember 2013 05:17 WIB
Dunia Semakin Sempit, Hati Harus Semakin Luas
Selasa, 12 November 2013 06:04 WIB
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu.!
Senin, 20 Mei 2013 06:13 WIB
Kesalahan Pola Hati
Kamis, 27 Mei 2010 13:41 WIB