Abatasa - Belajar Bersama

Sembilan Langkah Supaya Anak Mau makan

pada Senin, 10 Oktober 2011 00:00 WIB

 "Aduh susahnya nyuapin  Cici," keluh Ny. Atik. Ibu-ibu yang mempunyai anak balita, pasti pernah merasakan hal yang sama. Memberi makan anak kerap membuat kita kehabisan akal. Segala bujukan dan rayuan tak mampu membuat anak membuka mulutnya. Makanan yang sedap-sedap tak membuat anak berselera makan.

Bukan itu saja. Ketika disuapi, anak bertingkah macam- macam. Ia lari ke sana ke mari, dan menangis jika dipaksa duduk. Jika pun mau makan, makanan tersebut tak dikunyah segera, tetapi diemut dulu. Perlu waktu beberapa jam untuk meng­habiskan makanannya!

"Saya jadi bingung. Anak tidak mau makan karena malas makan, tidak menyukai makanan, merasa tidak nyaman, atau kenapa?" kata Ny. Atik lagi.

Langkah-langkah berikut ini bisa membantu Anda mengatasi anak yang sulit makan.

1.  Mengenali Waktu Makan

Tanpa disadari, orang tua sering memaksa anak untuk segera makan. Kita menyediakan makanan untuknya tepat waktu. Padahal, saat itu anak mungkin belum mau makan. Sarapan pagi, misalnya, kita langsung memberi makan setelah anak selesai mandi. Padahal, sebagian anak perlu waktu untuk membang­kitkan selera makannya.

Cobalah mengenali waktu lapar anak dengan memberinya makanan ringan lebih dulu. Jika anak makan dalam jumlah yang besar, berarti dia lapar. Lakukan hal itu beberapa hari untuk menguji apakah itu kebiasaannya atau bukan. Jangan kita samakan waktu makan anak dengan orang dewasa.

2.   Buat Suasana Menyenangkan

Buatlah suasana makan di rumah senyaman dan sesantai mungkin. Bebas dari suara bising. Ajak anak makan di tempat yang disukainya. Lalu biarkan anak menghabiskan makanan sesuai keinginannya karena anak punya selera makan sendiri. Bila sudah merasa kenyang, dia akan berhenti. Jangan kita berkata, "Habiskan makananmu," atau "Tambah lagi makannya." Kata-kata itu akan menjadi beban baginya. Kenikmatannya akan hilang dengan adanya paksaan untuk menambah makanan.

3.   Ciptakan Suasana Tenang

Sesuatu bisa mempengaruhi ketenangan anak dalam bersan­tap. Televisi, walau si anak tidak memperhatikan, bisa membuat bingung. Selera makannya bisa hilang atau berkurang. Intinya, pada saat makan pandangan anak jangan sampai terpaku pada satu hal. Untuk mendukung ketenangan, biarkan dia makan bersama boneka atau mainan kesayangannya, dengan catatan dia tetap mau makan. Boneka dan mainan hanya untuk membuatnya diam saat makan.

4.   Biar Lambat Asai Habis

Kebanyakan anak balita makan dengan lambat. Kita dibuatnya kesal dan tak sabar. Kita menganggap anak malas dan makannya main-main. Sebetulnya, walau lambat asalkan habis merupakan hal yang baik bagi anak. Apalagi jika dia mulai belajar makan sendiri. Biarkan makanannya berantakan, berserakan di mana- mana. Hargailah bahwa itu adalah cara dia makan. Jadi, berikan waktu agar anak bisa menyelesaikan makannya.

5.  Biarkan Anak Memilih

Jangan menyajikan makanan pada anak-anak yang itu-itu saja. Ini bisa membuat anak bosan, walau tadinya dia menyukai makanan itu. Sekali-kali beri kesempatan anak memilih makanan yang diinginkannya, walau makanan yang dia pilih mungkin tidak bergizi. Dukung dia menyantap makanan yang dipilihnya itu.

6.  Menyiasati Makanan

Anak biasanya menyukai sesuatu yang lucu dan menarik. Karenanya buatlah makanan yang menarik perhatiannya. Misalnya, menaburi roti dengan meses warna-warni atau buatlah kue berbentuk binatang dan buah-buahan.

7.   Beri Banyak Pilihan

Kita harus memikirkan kemungkinan anak bosan terhadap suatu makanan. Karena itu kita juga harus mempersiapkan makanan lain (cadangan). Selain menghindari kejenuhan, makanan cadangan memberi kesempatan pada anak untuk men­coba sesuatu yang baru. Pilihan makanan ini harus mempunyai kualitas yang sama. Menu makanan anak seharusnya memang divariasikan. Para ibu kebanyakan menyajikan buah-buahan atau sayur-sayuran yang itu-itu saja, sesuai selera mereka. Ingat, jangan sekali-kali beranggapan bahwa balita menyukai apa yang Anda suka. Dan juga, jangan beranggapan bahwa apa yang Anda tidak suka, anak juga tidak suka.

8.  Berantakan, Tak Soal

Umumnya anak balita lahap jika dibiarkan makan sendiri. Hasilnya memang berantakan. Kita perlu ada di sampingnya untuk mengontrol.

9.     Contoh Makan yang Baik

Dalam semua hal, anak memperhatikan tingkah laku orang tua. Orang tua menjadi anutannya. Begitu juga dalam hal makan. Dia berusaha mengikuti bagaimana cara orang tuanya makan. Selain itu, agar anak mau mencoba makanan yang disajikan, minta dia melihat kita makan. Katakan padanya bahwa kue ini enak sekali atau Mama paling suka masakan ini. Tunjukkan, betapa antusias kita melahapnya.•

 
Disadur dari buku Akrab dengan Si Kecil - editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals

#